Pura Kawitan Bendesa Tangkas Kori Agung, Gerih, Badung, Bali |
I. Persahabatan adalah Suatu Kebutuhan (Friendship is a necessity)
“When two together go, they are better able both to see an opportunity and to take it…”
Persahabatan merupakan sebuah kebutuhan, dalam persahabatan ada sisi baik, akibat kebaikan, dan merupakan hal yang paling penting dalam hidup. Tidak seorangpun memilih untuk hidup tanpa teman meskipun memiliki banyak hal baik. Bahkan seorang yang kaya dan berkuasa membutuhkan persahabatan yang khusus; untuk apa memiliki kekayaan yang besar tapi tidak dapat berbagi kepada sahabat? Atau bagaimana mungkin kekayaan dan kekuatan yang dimiliki dapat dijaga, tanpa memiliki sahabat-sahabat?
Dalam hal ini persahabatan merupakan esensi dari kehidupan, dalam persahabatan ada kasih sayang, ada perlindungan. Persahabatan meliputi semua lapisan, semua entitas. Persahabatan antara orang muda meliputi saling membantu dan saling mengingatkan untuk terhindar dari kesalahan. Persahabatan antara orang miskin merupakan perlindungan terhadap semua ketidakberdayaan dan ketakberuntungan. Demikian pula pada orang tua, persahabatan mampu menjawab segala kelemahan dan ketidak mampuannya.
Persahabatan juga tampaknya menjadi ikatan yang memegang masyarakat bersama-sama, dan pembuat hukum tampaknya lebih mementingkan hal itu daripada keadilan, karena kerukunan tampaknya menjadi sesuatu seperti persahabatan, dan kerukunan adalah obyek itu dan menghilangkan faksi utama mereka, yaitu permusuhan. Antara teman tidak ada kebutuhan untuk keadilan, tetapi orang-orang yang hanya masih membutuhkan kualitas persahabatan, dan memang keramahan dianggap keadilan dalam arti sepenuhnya. Hal ini tidak hanya hal yang diperlukan tetapi merupakan suatu yang indah. Kami memuji orang-orang yang mencintai teman-teman mereka, dan kepemilikan banyak teman yang dianggap salah satu hal baik dalam hidup. Terlebih lagi, orang berpikir bahwa orang-orang yang baik dan teman-teman adalah sama.
Apa yang merupakan persahabatan ? (What constitutes friendship?)
Persahabatan dapat berasal dari orang-orang yang memiliki karakter yang sama, namun dapat juga berasal dari ketidaksamaan atau perselisihan.
Tapi masalah seperti ini sebagai milik filsafat alam dapat diberhentikan (karena mereka tidak relevan dengan pertanyaan kita sekarang), marilah kita mengalihkan perhatian kita kepada mereka yang memiliki minat manusia pada karakter dan emosi: apakah persahabatan terjadi antara semua jenis orang, atau tidak mungkin bagi orang jahat untuk menjadi teman, dan apakah ada satu jenis persahabatan atau lebih dari satu. Mereka yang berpikir bahwa hanya ada satu, di atas bumi yang mengakui derajat sosial, telah berdasarkan keyakinan mereka pada bukti yang tidak mencukupi, karena hal-hal yang berbeda dalam spesies juga mengakui perbedaan derajat
II. Obyek dan Implikasi Kasih Sayang (The Object and Implications of affection)
Secara umum dapat diterima bahwa tidak semua semuanya disayangi, tapi hanya yang dapat disayangi; dan hal ini hanya yang baik, menyenangkan dan berguna. Tapi hal ini dapat dipikirkan bahwa hal yang berguna berarti “produktif, atau menyenangkan”; Jadi objek dari kasih sayang disini adalah segala sesuatu yang berakhir pada hal yang baik dan menyenangkan.
III. Tiga jenis persahabatan (Three Kinds of Friendship)
Ada tiga jenis persahabatan, yakni :
1. Persahabatan berdasarkan kegunaan/manfaat (Friendship Based on Utility)
Utility bukan merupakan hal yang kekal: perubahan sesuai dengan keadaan. Jadi dengan hilangnya dasar untuk persahabatan, persahabatan juga memecah, karena itulah yang menbuatnya hidup.
2. Persahabatan berdasarkan Kesenangan (Friendship Based on Pleasure)
Merupakan persahabatan yang didasari atas perasaan, ketertarikan, kesenangan dan kesempatan dalam waktu yang tidak panjang. Oleh karenanya kelanggengan dari persahabatan sangat bergantung pada rasa, dan kesenangan yang tidak berubah, meskipun pada umumnya kesenangan, rasa sifatnya musiman (selalu cepat berubah, sesuai waktu dan keadaan).
3. Persahabatan sempurna adalah berdasar kebaikan (Perfect Friendship is Based on Goodness)
Jenis persahabatan inilah yang paling sempurna, karena berdasarkan kebaikan-kebaikan, selalu berusaha memberikan kebaikan kepada sahabat tanpa mengharapkan sesuatu, yang penting sahabat merasa baik. Persahabatan ini paling langgeng, karena memiliki nilai-nilai kebajikan yang tinggi. Namun demikian persahabatan jenis ini sangat jarang dijumpai, karena hanya dimiliki oleh orang-orang yang baik dan butuh waktu yang lama untuk mencapai kualitas jenis persahabatan ini.
IV. Sesuatu yang rendah adalah kurang langgeng, dan tidak menuju pada hal yang baik (The Inferior Kinds Are Less Enduring, and Are Not Confined To The Good)
Dari ketiga jenis persahabatan seperti yang diuraikan di atas, persahabatan berdasarkan utility dan kesenangan (pleasure) cenderung memiliki nilai-nilai inferior (rendah) dan cepat berakhir. Misalnya sebuah hubungan persahabatan antara waiter di kapal pesiar sebatas waktu melaksanakan cruise bersama. Ketika cruise berakhir, maka hubungan tersebut berakhir. Sebaliknya hubungan persahabatan yang didasari atas goodness (kebaikan) memiliki waktu yang langgeng karena rasa saling mempercayai dan menjaga satu sama lainnya, sehingga menjadi tahan terhadap fitnah, isu negatif.
V. Persahabatan sebagai sebuah keadaan, sebagai suatu kegiatan dan sebagai perasaan (Friendship as A State, as An Activity And as A Feeling).
Persahabatan adalah sebuah keadaan dimana terciptanya rasa kasih sayang, perhatian, rasa aman . Persahabatan adalah aktivitas, yang diwujudkan dengan kegiatan untuk saling berbagi dan memberi perhatian satu sama lainnya. Hubungan persahabatan terasa menjauh atau berkurang intensitasnya apabila seseorang dipisahkan jarak yang jauh dan bahkan menyebabkan lupa atau hilangnya persahabatan. Persahabatan adalah rasa kasih sayang yang bersifat saling membalas sebagai sebuah eksistensi dari persahabatan itu sendiri.
VI. Persahabatan Berkualitas dan dangkal (Qualified and Superficial Friendships)
Seperti yang diuraikan pada bagian sebelumnya, persahabatan yang berkualitas adalah persahabatan yang didasari atas nilai-nilai kebaikan. Persahabatan yang dangkal didasari atas kepentingan jangka pendek seperti kesenangan dan manfaat.
VII. Persahabatan antara ketidaksamaan (Friendship Between Unequals)
Persahabatan antara ketidaksamaan di sini melibatkan unsur superior, seperti kasih sayang dari ayah untuk anak (secara umum dari yang lebih tua ke yang lebih muda) dan antara suami dengan istri, antara atasan dan bawahan. Perahabatan jenis ini berbeda antara satu dengan yang lainnya. Kasih sayang orang tua untuk anaknya tidak sama seperti peraturan dengan subyek; memang kasih sayang antara ayah dengan anak tidak sama dengan anak dengan ayah, demikian juga antara suami dengan istri kasih sayangnya berbeda antara istri dengan suami. Masing-masing orang dalam hal ini memiliki kesempurnaan dan fungsi, dan alasan-alasan yang berbeda untuk merasakan cinta; dan karenanya cinta dan kasih sayangnya berbeda pula.
VIII. Dalam persahabatan mencintai lebih penting daripada dicintai (In Friendship Loving Is More Important Than Being Loved)
Kebanyakan orang lebih ingin dicintai, mendapat penghargaan lebih banyak seperti yang diharapkannya. Tetapi persahabatan memiliki nilai untuk memberi kasih sayang lebih banyak daripada menerima kasih sayang. Hal ini dapat dilihat pada seorang ibu yang memberikan kasih sayang pada anak-anaknya.
IX. Persahabatan dan Komunitas (Friendship and The Community)
“ Friends have all things in common”
Persahabatan memiliki arti yang penting dalam sebuah komunitas/perkumpulan, baik besar dan kecil. Persahabatan yang ada akan memunculkan rasa adil dan nyaman dalam setiap anggotanya. Kondisi ini sangat penting, sehingga setiap anggota dalam sebuah perkumpulan yang dilandasi rasa persahabatan akan mampu berbuat lebih baik, sesuai dari derajat persahabatn tersebut (utility, kesenangan dan kebaikan). Berlandaskan rasa persahabatan, segala halangan dan rintangan dapat dilampaui, diatasi dengan baik.
X. Berbagai jenis konstitusi (The Different Kinds of Constitution)
Ada tiga jenis konstitusi politik, dan sebuah nomor persamaan yang dapat mendukung atau mengkorupnya. Konstitusi tersebut adalah monarki, aristokrasi dan timocracy. Yang terbaik adalah monarki dan terburuk adalah timocracy. Monarki dipimpin oleh seorang raja, atau penguasa yang betul-betul memikirkan kepentingan rakyat. Apabila penguasa tersebut baik, bijaksana maka rakyat menjadi makmur. Sebaliknya apabila raja/penguasa adalah seorang manusia yang tidak bijaksana maka akan muncul tirani yang merupakan bentuk kekejaman, kegoisan seorang penguasa dalam memimpin rakyat dengan menggunakan aturan-aturan yang kejam untuk mencapai kepentingannya.
Selanjutnya adalah bentuk aristokrasi dimana kepemimpinan dipegang oleh sekelompok kaum bangsawan yang memiliki kebijaksanaan dalam mengambil keputusan untuk kesejahteraan rakyat. Apabila kelompok/ kaum yang memegang kebijakan ini dipegang oleh manusia yang tidak bijaksana, maka muncullah pemerintahan timocracy. Bentuk yang terburuk adalah demokrasi karena mirip dengan timokrasi dimana kekuasaan dipegang oleh rakyat (belum tentu semuanya bijaksana) yang menginginkan persamaan dalam segala hal.
Dalam rumah tangga, bentuk monarki dapat dilihat pada hubungan antara ayah dan anak; demikian pula tirani, jika sang ayah berlaku kejam kepada anak seperti kebiasaan di Persia dimana ayah memperlakukan anak sebagai budak dalam mendidik. Bentuk aristokrasi dan oligarki dapat dilihat sebagai hubungan antara suami dengan istri. Semetara hubungan antara saudara-saudara/kakak-adik adalah hubungan timokrasi. Apabila rumah tangga menggunakan demokrasi, maka timbul ketidakstabilan, karena kepemimpinan dipegang oleh semuanya dan semua anggota dapat berbuat sesuka hatinya.
XI. Persahabatan dan keadilan dalam berbagai asosiasi(Friendship And Justice In The Various Associations)
Dalam setiap jenis konstitusi kita menemukan hubungan persahabatan, yang berarti pula hubungan keadilan didalamnya. Nilai persahabatan dan keadilan yang paling besar ditemukan dalam bentuk demokrasi, karena menjujung tinggi persamaan dalam segala bidang. Sebaliknya Nilai persahabatan dan keadilan tidak ditemukan dalam bentuk tirani, karena hubungan antar manusia bersifat tuan dan budak, dimana budak dianggap sebagai alat berupa benda yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan tuannya (master).
XII. Kasih sayang dalam berbagai derajat hubungan (Affection in Various Degrees of Relationship)
Kasih sayang juga memiliki tingkatan rasa yang berbeda dalam setiap hubungan. Misalnya persahabatan antara citizens, anggota suku, pelayar, anggota asosiasi, bahkan orang asing. Pada intinya derajat kasih sayang sangat tergantung dari latar belakang pengalaman hidup seseorang, hubungan darah, hubungan emosional dan kepentingan.
XIII. Persahabatan dan klaim yang saling bertentangan antara kesamaan (Friendship and Conflicting Claims Between Equals)
Klaim sering terjadi dalam setiap hubungan persahabatan. Seperti yang sudah dibahas di atas, pada tiga hubungan persahabatan, hubungan yang sama (prinsip equality) sering ditemukan pada hubungan persahabatan berdasarkan kebaikan (goodness). Hubungan persahabatan yang bersifat dinamis sangat memungkinkan terjadinya gesekan-gesekan, perbedaan bahkan konflik. Pada hubungan persahabatan yang bersifat ekual/ sama, dimana hubungan didasarkan pada kebaikan, seringkali klaim terhadap permasalahan yang terjadi diredam dengan baik, karena adanya pandangan bahwa setiap teman adalah baik (And since the one who excels in well-doing is achieving his object, he cannot complain against his friend, because every individual aims at what is good ). Demikian pula hal yang sama terjadi pada hubungan berdasarkan kesenangan (pleasure).
XIV. Klaim yang bertentangan antara ketidaksamaan (Conflicting Claims Between Unequals)
Seperti yang sudah dibahas di atas, pada tiga hubungan persahabatan, hubungan yang kurang sama dapat terjadi antara persahabatan yang berdasarkan utility/kegunaan. Misalnya antara kontraktor dan tukang. Kontraktor membutuhkan tukang untuk dapat menyelesaikan proyeknya, demikian pula tukang membutuhkan kontraktor untuk mendapatkan sejumlah uang. Apabila terjadi permasalahan dalam hubungan ini, misalnya tukang tidak bekerja sesuai jadwal kerjanya, maka kontraktor berhak untuk tidak menggaji tukang bahkan memecat tukang. (…..those who are unequal by making a return proportionate to the other party’s superiority.
EmoticonEmoticon